Sabtu, 08 Januari 2011

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, hanya dengan berkat dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan buku ini.

Buku ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah biologi Sistematika Tumbuhan. Buku ini ditunjukkan bagi mahasiswa jurusan pendidikan Biologi pada khususnya dan semua saja yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang objek yang kami bahas pada buku ini. Di dalam buku ini, dibahas tentang tumbuhan lumut (Bryophyta).Beberapa informasi dan diskripsi tentang tumbuhan lumut (Bryophyta) yang dibahas dalam buku ini diantaranya adalah seputar klasifikasi, ciri – ciri, habitat, dan manfaat. Dengan demikian diharapkan semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian, untuk dapat mengenal tumbuhan lumut (Bryophyta) ini yang pada dasarnya merupakan hewan berpembuluh. Dalam proses pembuatan buku ini, banyak pihak yang berperan serta. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :


1.        Bapak Sudarsono, MS selaku Dosen mata kuliah Biologi Sistematika Tumbuhan , yang mempercayakan pada kami untuk menyusun buku ini

2.        Teman – teman seperjuangan Biologi Sub ’09, yang memberi semangat dan dorongannya.

Kami menyadari buku ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik sehingga dalam penyusunan buku selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Yogyakarta, Juni 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………..……………........1

Daftar isi……………………………………………………………………2

BAB 1 : Pendahuluan……………………………………...………..…...…3

BAB 2 : Pembahasan…………………….....................................…………5

         2.1 Definisi Bryophyta………………….............................................5

         2.2 Lumut hati ( Hepaticae)…………………………………..……....5

         2.3 Lumut tanduk ( Anthocerotales )……………………..................12

         2.4 Lumut sejati ( Bryopsida )…………………................................14

         2.5 Manfaat Bryophyta………….......................................................20

         2.6 Evolusi dan Kekerabatan Bryophyta..…………...………...........20

         2.7 Ekologi Bryophyta……………………………...………………21

BAB 3 : Penutup

         3.1 Kesimpulan………………………..............................................23

DAFTAR  PUSTAKA…………………………………………………..24

Lampiran…………………………………………………………………25



BAB 1

PENDAHULUAN

Masyarakat pada umumnya cenderung memberi nama “lumut” bagi semua tumbuhan yang tumbuh pada permukaan tanah, batu, permukaan pohon, bahkan yang ada dalam air. Padahal pertumbuhan yang seperti itu oleh botaniwan sebagai ganggang , lumut hati, lumut sejati, lumut kerak atau tumbuhan bunga, bergantung pada strukturnya.

Lumut hati dan lumut sejati yang hidup menyendiri biasanya tidak menarik. Namun dapat tampak bahkan menarik bilamana tumbuh berkelompok. Pada umumnya jenis tumbuhan ini kurang beradaptasi pada kondisi kehidupan daratan, dan sebagian besar merupakan tumbuhan yang hidup pada lingkungan lembab dan terlindung. Meskipun demikian, lumut tertentu, khususnya lumut sejati, dapat bertahan hidup pada musim kering. Pertumbuhannya mengalami peremajaan jika air tersedia kembali.

Penyesuaian diri lumut terhadap hidup di darat, kelihatan dari adanya lapisan pelindung bagi gametangium dan sporangiumnya. Lumut yang berhabitus seperti tumbuhan tinggi, dalam batangnya terdapat berkas pengangkut yang terdiri atas sel – sel memanjang yang sebagian masih hidup dan sebagian telah mati. Buluh – buluh kayu dengan penebalan dinding berbentuk cincin, spiral, dan lain – lain, maupun buluh – buluh tapis, belum terdapat. Karena akar yang sesungguhnya pun belum terdapat, yang ada hanya rizoid – rizoid, maka meskipun telah memperlihatkan diferensiasi yang agak jauh, lumut masih tergolong dalam tumbuhan talus dan belum digolongkan ke dalam tumbuhan kormus.

Beberapa jenis lumut bersifat kosmopolit, dapat ditemukan di mana – mana. Lain – lain jenis mempunyai daerah distribusi yang terbatas. Pada bermacam – macam tempat, misalnya tanah dalam rimba, batu – batu, cadas – cadas, gambut, kulit pohon dan lain, lumut lumut itu merupakan asosiasi tumbuhan yang karakteristik.

Siklus hidup lumut – lumut menunjukkan pola yang sama yang ditemukan pada ganggang dan berlanjut sampai kepada tumbuhan tingkat tinggi. Suatu generasi gametofit diselang dengan generasi sporofit. Tetapi berlainan dengan keadaan dengan tumbuhan bunga, tumbuhnya tergolong generasi gametofit, hidup tidak bergantung kepada yang lain dan merupakan bagian yang utama dalam siklus hidupnya. Generasi sporofit umumnya kurang menyolok, selalu bergantung  pada generasi gametofit, dan tidak pernah menjalani hidup sendiri, meskipun dapat ,membuat sebagian dari bahan makanannya. Selain ciri- ciri vegetatif tertentu yang memperlihatkan spesialisasi yang lebih besar, dalam struktur dalam bentuk tubuh, maka lumut – lumut berbeda dengan ganggang yang lebih primitif dalam dua hal ini :

-          Organ seksual yang multiseluler, yaitu arkegonia dan anteridia yang berisi sel telur dan sperma.

-          Setelah fertilisasi, embrio yang berkembang tertahan di dalam arkegonium, dan generasi sporofit yang masih muda, setidak – tidaknya dalam waktu yang singkat, mendapat makanan dari jaringan tumbuhan induk.

Divisi Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut hati (Hepaticopsida), lumut tanduk (Anthocerotopsida), dan lumut sejati ( Bryopsida ).



BAB 2

PEMBAHASAN

2.1     Definisi Bryophyta

Lumut termasuk divisi Bryophyta.

Bryophyta berasal dari bahasa Yunani  “bryum” yang berarti “lumut”.Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan perintis, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.

 Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.).Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).

2.2     Lumut Hati ( Hepaticae )

Lumut ini ada sekitar 8.000 spesies. Kebanyakan hidup pada lingkungan yang lembab. Bentuknya tidak menarik, kadang sering kali terlihat seperti lumut sejati karena keduanya mirip sekali. Habitatnya pada permukaan tanah, pepagan pohon, bebatuan lembab, atau pada kayu busuk. Sebagian besar merupakan tumbuhan darat. Berdasarkan talusnya, lumut hati dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun.

-          Lumut Hati Bertalus

Tubuh tumbuhan kelompok ini menunjukkan cirri – cirri tertentu secara perlahan dari tumbuhan darat dini tanpa pembuluh yang tidak dimiliki oleh nenek moyangnya yang hidup di air. Diantaranya adalah rizoid dan bagian lain yang dapat beradaptasi terhadap habitat daratan, seperti halnya adanya jaringan kutikula yang menutupi lapisan epidermis dan spora berdinding tebal yang disesuaikan dengan penyebaran melalui udara.

Bentuknya menarik, bercuping – cuping atau bercabang – cabang. Setiap kali talus membagi diri, pembagiannya menggarpu menjadi 2 cabang yang sama atau lebih. Pertumbuhannya terjadi melalui aktivitas dari satu atau lebih sel ujung yang ada pada lekukan – lekukan talus. Talus bercuping ini bentuknya serupa dengan hati mamalia, oleh karena itu dinamakan lumut hati.
Contoh paling sederhana dari lumut ini adalah Ricciocarpus dan Riccia.



Reproduksi tumbuhan dilakukan melalui fragmentasi talus dan melalui spora yang dibentuk pada proses seksual. Organ seksual pada Ricciocarpus terdapat pada bagian dorsal seperti terlihat pada gambar di bawah ini :






Organ betina berupa arkegonium, bentuknya seperti botol atau labu dan berisi sel telur di dasarnya. Diatas sel telur terdapat semacam sumbat yang dinamakan sel kanal ventral. Leher arkegonium berisi sederetan sel yang dinamakan sel kanal leher.

Organ jantan berupa anteridium, bentuknya oval dengan dinding satu lapis sel. Dinding yang berbentuk pagar ini melingkupi massa sel yang amat kecil yang berkembang menjadi sperma.

Prosesnya : Pada saat penyerbukan, anteridium merekah dan sperma melepaskan diri. Pada waktu yang bersamaan, sel kanal leher dan sel kanal ventral pada arkegonium mengalami degenerasi untuk membentuk massa protoplasma yang melepaskan diri dari ujung arkegonium. Sperma berenang menuju ke arkegonium melalui air yang ada di sekitar alur. Mereka selanjutnya terjerat oleh lender yang ada pada ujung arkegonium dan setelah itu masuk ke dalam leher arkegonium. Salah satu sperma akhirnya menembus sel telur. Sel telur yang sudah dibuahi itu mengalami pembesaran dan dibungkus dengan membrane selulosa yang tipis. Hasil perkawinan, yaitu zigot, menjalani serangkaian pembelahan sel dan membentuk suatu massa sel yang bundar, yang disebut embrio.

Siklus hidup Ricciocarpus, secara gambaran umum sama dengan siklus hidup semua lumut.


Spora yang dibentuk dari sel induk spora cenderung membentuk kumpulan yang bundar yang terdiri dari 4 spora, kumpulan ini disebut tetrad. Bersamaan dengan masaknya spora, kapsul juga pecah sehingga gerakan spora menjadi lebih cepat. Akhirnya spora terlepas karena talus membusuk, dan berkecambah pada musim berikutnya.


-          Marchantia

Struktur talusnya lebih kompleks daripada Ricciocarpus. Talusnya (gametofit) lebih terspesialisasi, dan organ seksual betina pada banyak spesies muncul di atas talus yang bertangkai yang disebut reseptakel. Permukaan talusnya terdiri dari lempengan yang berbentuk intan.

Reproduksi seksual pada Marchantia melibatkan 2 jenis  tumbuhan, yaitu tumbuhan jantan, yang mengandung reseptakel anteridium, dan tumbuhan betina yang mengandung reseptakel arkegonium.


Tangkai yang mendukung dasar bunga itu tumbuh pada cabang vertikel talusnya. Dasar bunga betina agak melebar dan berbentuk paying, dengan cuping yang berbentuk jari. Arkegonia tumbuh pada alur – alur di antara cuping – cuping dengan leher menekuk ke bawah. Dasar bunga jantan bentuknya seperti cakram. Anteridia merekah di ujungnya dan sperma melepaskan diri dengan bantuan air hujan kea rah arkegonia yang dekat tumbuhan tersebut. Penyerbukan selanjutnya berlangsung sama seperti pada Ricciocarpus.



Di samping mengadakan reproduksi seksual dengan spora, banyak diantara spesies lumut hati, berkembang biak secara vegetatif. Setelah bagian tumbuhan yang sudah tua mati pada pangkal percabangan talus, maka kedua cabang yang ada tumbuh menjadi tumbuhan tersendiri. Pada beberapa lumut hati, termasuk Marchantia, terdapat struktur khusus untuk reproduksi vegetative yang dinamakan gemme. Gemma ini tumbuh pada struktur yang seperti mangkuk disebut cupule atau kupula pada talus bagian atas. Pada Marchantia, kupula berbentuk mangkuk dan gemmanya sangat kecil berbentuk lensa yang menempel pada tangkai pendek di dasar kupula. Gemma dapat terlepas bebas oleh air hujan dan dapat terbawa agak jauh dari tetuanya. Bilamana gemma melekat pada pipih di tanah, maka dari bagian bawahnya keluar rizoid, lalu talus yang baru akan berkembang.



2.3     Lumut Tanduk ( Anthocerotales )

Genus yang paling terkenal adalah Anthoceros, dan spesies – spesiesnya agak umum di jumpai di tepi sungai atau danau dan acap kali sepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk – lekuk dan bentuknya agak bulat. Sel – sel nya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar dan mencakup pirenoid. Sporofit biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk silinder yang berbentuk bulir, dengan panjang beberapa sentimeter, dan kadang – kadang sampai 5 – 6 cm. pangkal sporofit di bungkus dengan kelubung dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluaas arah ke bawah sebagai kaki, suatu organ untuk melekat dan menyerap, tebenam dalam – dalam di dalam jaringan talusnya.

Struktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut. Irisan melintang melalui kapsul menunjukkan kelompok sel – sel steril yaitu kolumela,. Sekeliling kolumela terdapat silinder berongga yang berisi elater dan tetrad spora. Kedua struktur ini secar vertical memanjang ke seluruh kapsul. Di luar ada zone sel – sel steril yang terlindung oleh epidermis diselingi oleh stomata yang sam dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh.



11.jpgAdanya  kloroplas dalam sel – sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang hamper seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan makanan, meskipun masih memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi matang, dinding kapsul membelah menjadi dua katup dan spora – spora dilepaskannya.



Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah meristematik di dasarnya. Zona ini menghasilakn semua macam sel yang terdapat dalam kapsul matang – jaringan steril dan jaringan penghasil spora. Jadi selagi spora tersebut masak dan ditebaskan dari bagian atas kapsul, maka spora bar uterus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada beberapa spesies kapsulnya  tumbuh membentuk spora baru selama gametofitnya hidup.

2.4     Lumut Sejati ( Bryopsida )

Pada banyak spesies, batangnya tegak, ada juga yang batangnya merayap tetapi cabangnya tumbuh tegak, bahkan ada yang seluruhnya merayap, baik daun dan cabangnya melengkung ke bawah. Meskipun bentuk tambahan pada batang disebut daun, tidak sama dengan daun pada tumbuhan tingkat tinggi. Tetapi dibandingkan dengan daun pada hati, pada tumbuhan ini bentuknya mirip sekali daun, karena adanya tulang tengah yang nyata.

-          Bryales

Generasi gametofit dimulai dari spora, yang ada pada lingkungan lembab tumbuh membentuk struktur berbentuk benang yang disebut protonema. Cabang protonema menyebar menutup permukaan tanah, selnya mengandung kloroplas. Rizoid tumbuh pada protonema dan menembuh tana, berwarna coklat atau tidak berwarna.

Contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperum

Struktur yang menarik pada lumut ini adalah generasi gametofitnya, berasal dari protonema sebagai kuncup yang berbentuk buah jambu klutuk. Batang tegak membentuk rizoid dan menjadi tidak bergantung  pada protonema, yang segera hancur. Daun tumbuhan ini berwarna hijau dan kadang mempunyai jaringan khusus untuk fotosintesis.

Daun sekeliling organ seksual sering kali mengalami modifikasi, khususnya daun – daun pada batang atau cabang yang menyangga anteridia. Anteridia biasanya bertangkai dan bentuknya seperti gada, ujungnya terbungkus dengan satu atau beberapa tudung yang menutup jaringan yang memproduksi sperma.


Arkegonia juga bertangkai dan bentuknya sangat memanjang. Tebal dinding pangkal arkegonia terdiri dari beberapa sel dan lehernya berisi banyak sekali sel kanal leher, yang luluh pada waktu arkegonia matang. Berserakan di antara organ seks terdapat struktur seperti rambut, yang mengandung kloroplas.



Pada saat pembuahan, anteridium menyerap air dan merekah. Tudung terlempar dan sperma bergerak ke luar. Air merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk pembuahan. Pada lumut besar, sperma bergerak dari anteridia ke arkegonia dengan adanya hujan, sedangkan pada lumut kecil sperma bergerak melalui selaput tipis air yang menutupi permukaan tumbuhan. Sperma tertarik sampai di ujung arkegonium oleh adanya sekresi gula, dan berenang masuk ke dalam sel leher arkegonia. Salah satu sperma bergabung dengan sel telur, maka terjadilah pembuahan. Generasi sporofit di mulai dengan telur dibuahi, yang berkembang sangat cepat menjadi janin dan berbentuk gelondong. Dari janin tumbuh tangkai memanjang yang disebut seta. Di bagian atasnya terdapat kapsul dan bagian bawahnya terdapat kaki terbenam di dalam jaringan tumbuhan gametofit berdaun. Pembentukan kaki, tangkai, dan kapsul itu merupakan hasil kegiatan dua sel apical, masing – masing di kedua ujung embrio yang membentuk gelondong. Bilamana matang, kapsul itu dapat tegak, tergantung atau melengkung tegak lurus pada tangkainya. Sementara sporofit itu memanjang, kaliptra luruh di pangkalnya dan terdorong ke atas dan tampak seperti tudung tipis berwarna coklat.

-          Lumut gambut

Lumut gambut ini diwakili oleh satu genus yaitu sphagnum. Tumbuhan ini secara khas tumbuh di daerah rawa yang pH – nya rendah, paling banyak terdapat di daerah beriklim sedang yang kelembapannya tinggi dan suhunya rendah. Lumut gambut ini merupakan bahan organic yang dikenal sebagai gambut yang dapat amat tebal.

Daun Spagnum sangat kecil – kecil dan letaknya bergerombol. Daun itu setebal satu sel dan tidak ada tulang tengah. Selnya terdiri drai dua tipe, yang besar dan kecil, yang letaknya berselang – seling sehingga membentuk pola seperti cincin atau spiral, di bagian bawah tampak lubang – lubang.


2.5     Manfaat Bryophyta

Salah satu peranan atau manfaat Bryophyta ialah memperlambat proses erosi. Lumut sejati yang bagaikan permadani itu mempunyai daya simpan air yang lebih besar daripada lapisan daun mati. Karena itu lumut sejati memperlambat alir permukaan yang cepat dari air hujan dan salju yang cair. Selain itu, tegakan lumut sejati yang rapat menahan partikel tanah.

Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata.
Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.

2.6     Evolusi dan Kekerabatan Bryophyta

Bryophyta itu sudah amat tua, catatan fosilnya tidak menyingkapkan sejarah evolusinya, maka dari bentuk – bentuk yang masih hidup sekarang kita cari hal – hal yang membuat kita mengerti mengenai evolusinya yang awal. Dalam garis besar, sajian berikut ini akan menerangkan konsepsi modern tentang beberapa kejadian dalam evolusi bryophyta.

Lumut hati, lumut tanduk, lumut sejati merupakan garis evolusi yang berbeda – beda. Masing – masing bermbang secara perlahan terpisah dari moyang alga hijau akuatik yang berbeda – beda. Dalam bentuk transisi paling awal ketiga kelompok tersebut, boleh jadi gametofit dan sporofitnya adalah pucuk – pucuk tegak, hijau lagi terpisah – pisah dengan simetri radial, seperti moyang tumbuhan berpembuluh. Generasi sporofit menempel dan menjadi parasit sebagian, pada gametofitnya, dan cenderung tereduksi. Klorofil dan plastid pada generasi sporofit ketiga kelompok lumut tersebut, serta adanya stomata dalam kapsul lumut sejati dan Anthoceros, dengan demikian ditsfsirkan sebagai ciri – ciri moyangnya.

Reduksi juga terdapat dalam generasi gametofit, gametofit pada lumut hati dan lumut tanduk ditafsirkan berasal dari bentuk radial moyang yang tegak. Jadi semua bryophyta yang masih hidup dianggap tereduksi dalam satu atau beberapa hal, dan merupakan kulminasi dari berbagai garis evolusi yang khusus sehingga tidak menghasilkan bentuk yang lebih tinggi pada tumbuhan darat.

2.7     Ekologi Bryophyta

Bryophyta merupakan komponen penting dari flora di muka bumi kita dan memainkan peranan memadai dalam ekonomi alam. Hal ini sebagian merupakan akibat jumlah besar tumbuhan individu yang dihasilkan secara pembiakan vegetative. Lumut sejati itu demikian mudah berkembang biaknya sehingga mereka membentuk massa yang luas membentang bagaikan permadani hijau menutupi permukaan tanah. Cirri lain yang mempunyai arti penting dari ekologi ialah kemampuannya menyimpan air yang terperangkap di antara daun dan tangkainya. Banyak lumut sejati di hutan bersama lumut lumut gambut mempunyai kemampuan menyerap air melalui daun – daunnya. Karena struktur dan cara hidupnya, lumut hati itu dalam banyak cara member sumbangan kepada modifikasi alam sekitarnya sendiri.

Arti penting lumut hati itu sebagai pembentuk tanah sesudah liken ataupun bentuk – bentuk kehidupan lain yang lebih rendah di atas permukaan bebatuan gundul. Penyimpanan air oleh massa lumut hati dan lumut sejati yang tumbuh pada pohon – pohon tumbang dan bahan organic lain mempercepat proses dekomposisi dan sebab itulah memperkaya bahan organic dalam tanah. Meskipun hanya sedikit air yang diserapnya dari substrat, mereka itu tidak menyebabkan tanah menjadi kering melainkan justru melindunginya terhadap desikasi ( proses pengeringan ). Sebagai akibat kemampuannya menahan air, maka pesemaian alamiah dari lumut sejati ini tidak disangsikan lagi bertindak sebagai persemaian benih untuk tumbuhan heba, tumbuhan bunga berkayu, dan tumbuhan conifer.



BAB 3

PENUTUP

3.1     Kesimpulan

Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan perintis, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya. Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita). Ciri – cirri tumbuhan lumut :

-          Daunnya berwarna hijau, karena memiliki plastida yang mengandung klorofil a dan klorofil b sehingga mampu berfotosintesis

-          Belum memiliki xilem dan floem, organ penyerap haranya adalah rizoid yang tampak seperti rambut/benang

-          Daun lumut umumnya setebal satu lapis, kecuali ibu tulang daun lebih dari satu lapis

-          Tubuhnya terdiri atas bagian gametofit dan sporofit

-          Mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan

DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: UGM Pres



Tjitrosoepomo, Siti Sutarmi.1983. Botani Umum 3. Bandung : Penerbit Angkasa





LAMPIRAN



Jawaban Pertanyaan Hasil Presentasi :



1.        Apakah lumut mengalami evolusi ?

·          Ya, setiap makhluk hidup baik tanaman maupun hewan mengalami evolusi, tidak terkecuali lumut karena memang berbagai bukti menunjang anggapan bahwa bentuk kehidupan daratan berasal dari tumbuhan seperti ganggang yang pernah tumbuh subur dalam lautan purba. Sehingga dapat dikatakan bahwa nenek moyangnya adalah ganggang.

2.        Klasifikasi lumut berdasarkan apa ?

·          Klasifikasi tumbuhan lumut yang telah dibahas dalam presentasi adalah berdasarkan bentuk talusnya dan kenampakan fase gametofit dan sporofitnya.

3.        Mengapa tumbuhan lumut masuk dalam Thalophyta ?

·          Karena lumut belum diketahui dengan jelas batang, daun dan akarnya, dan tumbuhan yang belum diketahui dengan jelas batang, daun dan akarnya masuk dalam tumbuhan Thalophyta.

4.        Apakah arkegonium dan anteridium berasal dari 1 sel ?

·          Tentu saja anteridium dan arkegonium terdiri dari banyak sel, karena jika hanya terdiri dari satu sel saja maka akan sangat sulit terlihat.

5.        Apa yang dimaksud xeromorf ?

·          Xeromorf  merupakan bentuk adapatasi morfologi tanaman terhadap lingkungan yang kering.

6.        Mengapa lumut bisa sebagai indicator polusi ?

·          Menurut  pernyataan kami, lumut bukan dikatakan sebagai indicator polusi, melainkan fungsi lumut sebagai penyerap polusi. Lumut mengandung klorofil dan dapat berfotosintesis untuk itu mampu menyerap CO2 dan menghasilkan O2.



7.        Apa yang terjadi pada lumut yang menempel pada batu dan bisa melapukkan batu tersebut ?

·          Lumut sebenarnya tidak bisa melapukkan batu, hanya saja jika kita melihat bebatuan yang lapuk karena di sekitarnya banyak terdapat lumut, hal itu dikarenakan lumut yang mengkondisikan pada batuan tersebut banyak air yang menjadikan batu tersebut selalu lembab dan akhirnya lapuk.

8.        Bagaimana bisa mengetahui adanya kandungan klorofil a dan b pada lumut ?

·          Pada buku yang menjadi salah satu sumber dari presentasi kami menyebutkan bahwa adanya kandungan klorofil a dan b pada tumbuhan lumut.

9.        Mekanisme apa yang terjadi pada lumut yang hidup pada tempat basah ?

·          Lumut yang hidup di tempat lembab biasanya memiliki banyak cabang dan biasanya juga membentuk roset.

10.     Apakah rizoid mempunyai peran ganda ? apa saja ?

·          Selain berperan sebagai akar, yaitu sebagai alat  penyerap unsur hara dalam tanah juga untuk melekat pada substratnya. Rizoid tidak memiliki peran lain.

11.     Contoh lumut yang bisa digunakan sebagai obat !

·          Lumut hati yang konon katanya disebut lumut hati karena bentuk talusnya yang seperti hati tetapi juga karena mampu digunakan untuk obat sakit hati.

12.     Polutan apa yang diserap oleh lumut ?

·          Polutan yang berupa udara terutama gas CO2.

13.     Apa pengertian metagenesis?

·          Metagenesis merupakan daur hidup atau pergiliran keturunan pada tumbuhan lumut.


1 komentar: