Jumat, 26 November 2010

LUAS DAUN, ABSORPSI DAN TRANSPIRASI

LUAS DAUN, ABSORPSI DAN TRANSPIRASI

A.    Latar Belakang

Dengan masuknya air dari tanah ke dalam sel – sel tentulah terbawa juga ion – ion yang terdapat di dalam tanah, karena larutan tanah memang mengandung ion – ion. Masuknya ion – ion ke dalam sel – sel akar itu mendapat ganti keluarnya ion – ion tertentu dari sel – sel akar, peristiwa ini kita kenal sebagai pertukaran ion.
Bagaimana dapatnya akar memperkaya dirinya akan ion – ion, jika memang pada peristiwa pertukaran ion itu ada juga ion – ion yang meninggalkan sel – sel akar? Hasil penyelidikan menunjukkan adanya timbunan ion – ion atau timbunan garam di dalam sel – sel yang masih muda. Ion yang bertimbun – timbun itu menarik ion – ion yang ada di tanah sehingga pemasukan lebih banyak daripada pengeluaran, hal mana merupakan suatu anggaran yamg sehat, konsentrasi garam harus lebih tinggi dari di dalam akar. Untuk mengatasi konsentrasi yang tinggi itu, ion – ion memerlukan energi. Udara diperlukan oleh sel – sel akar untuk pernapasan, dan hasil pernapasan ialah energi. Energi itu digunakan diantaranya untuk memaukkan ion – ion yang harus mengatasi tingkat konsentrasi yang lebih tinggi itu. Sel yang telah mati tidak mampu lagi menjalankan absorpsi ion – ion seperti yang dimaksud itu ( Dwijoseputro,1994:82)

B.    Tujuan

-    Untuk mengetahui pengaruh luas daun terhadap kecepatan absorbsi air
-    Untuk mengetahui hubungan antara banyaknya stomata dengan kecepatan transpirasi

C.    Tinjauan Pustaka
a.     Bagaimana pengaruh luas daun terhadap kecepatan absorpsi air
Pemasukan air kedalam akar secara horizontal, maka bagian-bagian akar ( dikotil ) yang dilewati adalah : bulu akar, sel-sel korteks, sel-sel endodermis, sel-sel periseikel, dan akhirnya air akan sampai ke buluh kayu ( xilem ).



Beberapa teori tentang naiknya air ke puncak pohon yaitu:
1.    Teori vital
Perjalanan air dari akar ke ujung batang menentang gaya gravitasi dan gaya gesekan tahanan dinding pipa dapat terjadi hanya karena  pertolongan sel-seel hidup, dalam hal ini sel-sel parenkim kayu dan sel-sel jari-jari empulur yang ada di sekitar xilem.
2.    Tekanan akar
Adanya pengeluaran air pada bidang potongan tonggak suatu batang yang dipotong dekat tanahmemberikan kesan bahwa didalam daerah akar terddapat suatu tenaga penggerak air. Tenaga ini tidak lebih dari 2atm.
3.    Hukum kapilaritas
Pembuluh kayu xilem dapat merupakan pembukuh kapiler, sehingga air didalam nya sebagai kaibat dari adhesi anara dinding sel xilem dengan molekul-molekul air.
4.    Teori kohesi
Ada tiga unsur dasar dalam teori kohesi untuk menjelaskan naiknya cairan,
•    Daya penggerak
Adalah gradien potensial air yang makin menurun dari tanah melalui tumbuhan ke atmosfir.
•    Hidrasi / adhesi
Daya hidrasi antara molekul air dan dinding sel yang disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen, yakni daya tarik antara molekul yang tidak sejenis.
•    Kohesi air.
Merupakan daya tarik antar molekul sejenis.
Faktor- faktor yang mempengaruhi absorpsi air antara lain adalah:
1.    Tekanan akar
2.    Kapilaritas
3.    Karakteristik daun
b.    Bagaimana hubungan antara banyaknya stomata dengan kecepatan transpirasi
Transpirasi merupakan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap air. Teori rapapun yang menejelaskan gerak ke atas air dalam xylem harus memperhatikan volume ai yang diangkut serta kecepatannya. Misalnya teori  vital yang menyebutkan bahwa perjalanan air hanya dapat terlaksana karena pertolongan sel – sel hidup, dalam hal ini adalah sel parenkim kayu dan sel jari – jari empulur yang ada di sekitar xylem (Dwijoseputro.1994:84)
Kandungan air dalam tubuh tumbuhan, hanya 1 dari 2 % dari seluruh air digunakan untuk fotosintesis atau di dalam kegiatan  metabolic sel-sel daunnya. Sedangkan sisanya menguap melalui melalui proses yang disebut transpirasi. Pada tumbuhan, transpirasi dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata., kutikula dan lentisel. Berdasarkan sarana yang digunakan tersebut maka dikenal dengan istilah transpirasi stomata., transpirasi kutikula dan transpirasi lentisel. Organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses transpirasi adalah daun, karena pada daun banyak dijumpai stomata yang membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral serta mengatur suhu tubuh dengan cara melepaskan kelebihan panas dari tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel.
Proses proses transpirasi terjadi melalui 2 tahapan, yaitu :
a.    Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun. Proses ini akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan air ke rongga antar sel akan kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Pada tahap inilah air yang diserap oleh akar akan dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun
b.     Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula ataupun lentisel.
Di samping mengeluarkan air dalam bentuk uap air, tumbuhan dapat pula mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut gutasi dengan melalui alat yang disebut hidatoda, yaitu yaitu suatu lubang yang terdapat pada ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies tumbuhan tertentu
Mekanisme Transpirasi melalui stomata :
Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas jaringan palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara sel epidermis bawah dengan stomata. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah yang banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang berasal dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar.
Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Kalaupun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka stomata pada epidermis tadi harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer.
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba (Salisbury dan Ross, 1995).
Terbukanya stomata pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada dalam udara tanpa karbon dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat terlaksana.
Kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel, uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi.
Cahaya fotosintesis dalam sel-sel mesofil berkurangnya CO2 dalam ruang antar sel menaikan pH dalam sel penutup perubahan enzimatik menjadi gula menaikkan kadar gula menaikkan tekanan osmotik dari getah sel menaikkan turgor stomata membuka.
Manfaat Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Trasnpirasi.  Bagi tumbuhan, transpirasi yang berlangsung memberikan beberapa manfaat, antara lain :
a.  Menyebabkan terjadinya daya isap daun sehingga terjadi transport air di batang.
b. Membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar.
c. Mengurangi air yang terserap secara berlebihan.
d. Mempertahankan temperature yang sesuai untuk daun.
e.  Mengatur fotosintesis dengan menbuka dan meututupnya stomata.
Beberapa faktor yang mempengaruhi transpirasi :
1. Cahaya.
 Stomata akan membuka jika terdapat cahaya dan akan menutup jika dalam keadaan gelap. Jika cahayanya kuat maka akan mempercepat transpirasi, karena cahaya mengandung panas yang dapat menaikkan temperatur. kenaikan temperatur sampai batas tertentu menyebabkan membukanya stomata
2. Temperatur.
Tumbuhan akan lebih cepat bertranspirasi jika temperatur atau suhunya tinggi. Hal ini dikarenakan naiknya temperature akan menambah tekanan uap di dalam daun dan juga akan menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi tekanan yang ada di luar daun tidak setinggi tekanan yang ada di dalam daun sehingga uap air akan berdifusi ke udara bebas (luar daun).
3. Kelembaban.
Kelembaban menunjukkan banyak sedikitnya uap yang terkandung di udara. Makin banyak uap air yang ada di udara maka akan semakin kecil perbedaan tekanan uap air dalam rongga daun dengan di udara, sehingga laju transpirasi akan lambat dan begitu pula sebaliknya.
4. Angin.
Pada umumnya angin akan meningkatkan kecepatan transpirasi karena angin membawa pindah uap air yang berkumpul di dekat stomata, sehingga laju transpirasi akan meningkat karena uap air yang ada di dalam daun akan berdifusi ke luar dengan cepat.
5. Keadaan air tanah.
 Laju transpirasi sangat bergantung pada adanya air dalam tanah, karena setiap air yang hilang harus diganti. Berkurangnya air dalam tanah akan menyeebabkan berkurangnya pengaliran air ke daun, dan hal ini akan menghambat laju transpirasi.

D.    Hipotesis

1.     Luas daun pada tumbuhan berpengaruh terhadap laju absorpsi.
Hal ini karena daun yang luas memiliki jumlah stomata  yang banyak, akan mengakibatkan tingginya laju transpirasi, bila transpirasi meningkat maka absorpsi pun mengikuti ( meningkat ) dalam rangka menjaga keseimbangan air dalam tubuh tumbuhan.


2.    Banyak stomata pada daun dapat mempengaruhi laju transpirasi.
Ini karena sebagian besar transpirasi terjadi melalui daun yang mengandung stomata. Jadi, semakin banyak stomata pada daun semakin tinggi laju transpirasinya.
E.    Alat dan Bahan
Kegiatan 6 :
1.    Potometer
2.    Kertas buram
3.    Tumbuhan dengan daunnya
4.    Penggaris dan alat tulis
5.    Stopwatc
Kegiatan 7 :
1.    Kertas kobalt
2.    Bunzen
3.    Daun
4.    Mikroskop
5.    Korektor sheet
6.    Gelas benda



F.    Prosedur Kerja
Prosedur kerja kegiatan 6: Bagaimana pengaruh luas daun terhadap kecepatan absorpsi air

Menyiapkan 2 ranting daun tanaman yang tidak mudah layu. Memilih ukuran ranting daun yang sama dengan ukuran pipa pada karet potometer. Membuat ukuran atau jumlah daun kedua ranting tersebut berbeda
                                                          ↓
Melepaskan karet penyumbat pada tabung kaca potometer. Mengisi alat ini dengan air. Memasukkan ranting 1 & 2 atau tangkai daun ke dalam pipa karet potometer. Kemudian menutup mulut pipa kaca utama dengan karet penyumbat dengan rapat
                                                          ↓
Mengangkat rangkaian percobaan tersebut dan memberi tanda posisi awal dengan spidol
                                                          ↓
Menempatkan tanaman tersebut, satu di tempat terang dan satu lagi di tempt yang gelap
                                                          ↓
Mengamati perubahan air selam 7 menit pertama, 7 menit kedua dan 7 menit ketiga

Prosedur kerja kegiatan 7: Bagaimana hubungan antara banyaknya stomata dengan kecepatan transpirasi

Mengambil kertas Cobalt chloride, dan memperhatikan warna mula – mula
                                                         ↓
Mengeringkan kertas Cobalt di atas pemanas Benzen
                                                         ↓
Mengamati dan mencatat warna yang terjadi
                                                         ↓
Meletakkan kertas Cobalt tersebut pada permukaan atas daun dan menjepit dengan klip.Menghitung waktu sampai kertas berubah warna
                                                        ↓
Mengoleskan lem pada plastik mika,lalu menempelkannya pada daun, setelah kering, memetik daun tersebut dan melepaskan plastik mika yang telah direkatkan pada daun tersebut
                                                    ↓
Melihat hasil cetakan tadi di bawah mikroskop, dan menghitung banyaknya stomata

G.    Hasil dan Pembahasan
Tabel pengamatan kegiatan 6
Pengamatan laju penyerapan air menurut jumlah atau luas daun tanpa terkena cahaya:

Daun    Luas daun (cm 2)    Ulangan    Laju penyerapan air (ml)
A    47,62    7’    0,05
B    53,81    7’’    0,06
C    66,23    7’’’    0,07
D    49,67    Rata-rata    0,06
E    53,81       

Pengamatan laju penyerapan air menurut jumlah atau luas daun dengan terkena cahaya:

Daun¬    Luas daun (cm2)    Ulangan¬    Laju penyerapan air (ml)
1    69,76    7’    0,1
2    121,06    7’’    0,2
3    119,01    7’’’    0,2
4    67,71    Rata-rata    0,167
5    59,50       
   
        Pada percobaan ini kami melakukan pengamatan tentang pengaruh luas daun terhadap daya absorpsi pada tumbuhan. Dalam percobaan ini kami menggunakan potometer untuk mengetahui laju kemampuan absorpsi pada tumbuhan tersebut. Kami membagi percobaan pada dua pengamatan, pengamatan pertama kami menaruh potometer berikut tumbuhan didaerah yang terkena cahaya matahari di lakukan di taman depan laboratorium. Sedangkan pengamatan yang kedua dilakukan tanpa cahaya dilaksanakan didalam ruang praktikum. Dalam pengamatan ini, kami memasukkan tumbuhan kedalam potometer yang telah penuh terisi air dan disumbat dengan semacam plastik sehingga tumbuhan dapat menyerap air dalam potometer.  Kami mengamati perubahan volume air nya setiap tujuh menit pertama, kedua dan ketiga. Pada pengamatan yang terkena cahaya kami melihat adanya perubahan volume air di tujuh menit pertama pengamatan kami sebanyak 0,1ml dari keadaan awal, dan tujuh menit kedua volume air kembali berkurang sebanyak 0,2ml. Namun, pada tujuh menit ketiga kami tidak melihat adanya perubahan volume air dari keadaan awal. Yakni 0,2ml. Kami berpendapat hal ini terjadi karena kondisi cuaca sedikit mendung dan kurang nya sinar matahari yang mengakibatkan tidak terjadi nya perubahan volume air. Kami juga mengukur luas daun, daun yang digunakan pada percobaan tanpa cahaya luasnya masing-masing adalah 47.60, 53.81, 66.29, 49.67, dan 53.81 cm2, sedangkan luas daun pada percobaan menggunakan cahaya luas daunnya masing-masing 69.76, 121.06, 119.01, 67.71 dan 59.50.  luas itu didapat dari rumus:

Luas Daun= Wr/Wt × Lk                keterangan:
Wr= berat replikan
Wt= berat kertas kosong
Lk= luas kertas
Dari data yang kami dapat, terlihat suatu hubungan antara luas daun dengan laju absorpsi air. pada percobaan tanpa cahaya di 7 menit pertama terjadi perubahan volume air dari keadaan awal volume air berkurang sebanyak 0,05 ml, pada 7 menit kedua volume air berkurang 0,06 ml, dan pada 7 menit ketiga volume air berkurang 0,07 ml. Sedangkan pada percobaan menggunakan cahaya terjadi perubahan volume air dari keadaan awal pada 7 menit pertama volume air berkurang sebanyak 0,1 ml, pada 7 menit kedua volume air berkurang 0,2 ml, dan 7 menit ketiga volume air berkurang sebanyak 0,2 ml. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa faktor cahaya dan luas daun dapat berpengaruh terhadap laju absorpsi. Semakin luas daun maka semakin besar absorpsi air, dan sebaliknya semakin sempit luas daun maka akan memperlambat laju absorpsi air.
    Selain faktor luas daun, cahaya juga dapat mempengaruhi laju absorpsi air, hal ini dapat dilihat pada data diatas. Pada percobaan tanpa cahaya laju absorpsinya lebih kecil dibandingkan pada percobaan menggunakan cahaya matahari. Hal ini disebabkan cahaya matahari merupakan faktor penting dalam proses transpirasi, stomata akan membuka bila terkena cahaya matahari. Berarti, semakin banyak cahaya matahari semakin banyak jumlah stomata yang membuka da semakin tinggi laju transpirasinya berikut laju absorpsi nya.

 Tabel hasil pengamatan kegiatan 7
Kecepatan transpirasi (ml) pada permukaan atas, bawah daun dan jumlah stomat paada tanaman air:
Ulangan pengamatan    Permukaan atas    Jumlah stomata    Permukaan bawah    Jumlah stomata
1    Tanpa cahaya    15    Tanpa cahaya    31
2    Cahaya    197    cahaya    131

Perubahan warna
(biru             merah muda)
Waktu
    Permukaan atas    Permukaan bawah
Tanpa cahaya    2 menit 51 detik    1 menit 37 detik
Cahaya    3 menit 16 detik    1 menit 56 detik

        Pada percobaan ini kami mencoba mengetahui hubungan banyaknya stomata terhadap kecepatan transpirasi. Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengubah warna kertas kobalt kloride dari warna merah muda menjadi biru dengan cara memanaskan menggunakan buzzen atau lampu spirtus, usahakan jangan sampai terbakar. Setelah berubah warna, kertas kobalt tersebut di tempelkan pada daun pacing (tanaman air) menggunakan penjepit, dan menghitung waktu perubahan warna kertas kobalt menjadi merah muda kembali. kegiatan ini dilakukan pengulangan sebanyak dua kali yaitu pada daun yang terkena sinar matahari dan daun yang tidak terkena matahari. Pada masing- masing daun, bagian atas dan bawah diolesi dengan korektor sheet ( diusahakan olesannya tipis merata di sebagian permukaan saja) dan membiarkannya kering, setelah kering kertas mika di lepas dan kemudian diamati di bawah  mikroskop agar dapat melihat jumlah stomata pada permukaan bawah maupun atas daun dan menghitung jumlah stomatanya.
        Dari hasil pengamatan ini dapat terlihat pada permukaan atas daun pacing yang tidak terkena cahaya matahari terlihat sebanyak 15 stomata, dan  pada permukaan bawah sebanyak 31 stomata. Sedangkan pada permukaan atas daun pacing yang terkena cahaya matahari terlihat sebanyak 197 stomata dan pada permukaan bawah daun terlihat sebanyak 131 stomata.
        Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa banyaknya jumlah stomata pada permukaan bawah daun lebih sedikit dibandingkan dengan permukaan atas daun, hal ini disebabkan karena pada bagian bawah daun tertutup oleh air sehingga untuk mengimbanginya jumlah stomata permukaan atas daun lebih banyak. Tetapi pada percobaan kami yang tidak terkena cahaya matahari jumlah stomata pada permukaan bawah terlihat lebih banyak dibandingkan pada permukaan atas daun, hal ini mungkin disebabkan karena adanya kesalahan praktikan pada waktu pembuatan preparat. Karena dari teori yang ada, pada tanaman air umumnya stomata banyak terdapat dipermukaan daun.
        laju transpirasi pada tumbuhan selain dipengaruhi oleh banyaknya jumlah stomata pada daun juga dipengaruhi oleh adanya cahaya matahari, karena sinar matahari menyebabkan membukanya stomata dan gelap menyebabkan menutupnya stomata. Jadi, jumlah stomata pada daun mempengaruhi laju transpirai pada tumbuhan.






H.    Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.     luas permukaan daun dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi air. semakin luas permukaan daun maka absrpsi air semakin cepat. Hal ini untuk mengimbangi kebutuhan air pada tubuh tumbuhan.
2.    Banyaknya jumlah stomata pada permukaan daun sangat berpengaruh pada kecepatan laju transpirasi. Semakin banyak stomata maka laju transpirasi semakin cepat.
I.    Diskusi
a)    Diskusi kegiatan 6:

1.    Dengan melihat skor reratanya dari besarnya absorbsi air dari beberapa perlakuan jumlah (luas)daun, apakah ada pola hubungan (kecenderungan) tertentu antara volume (laju) penyerapan air dengan jumlah (luas) daun, Pada perlakuan mana perlakuan penyerapan air paling besar?
Jawab: Ada. Daun dengan jumlah lebih banyak akan mengabsorbsi air dalam jumlah yang lebih besar.
2.    Dari hasil ujinya, apakah ada bukti yang nyata tentang ada tidaknya perbedaan kecepatan absorbs air pada antar perlakuan?
Jawab: Ada.Dari rata-rata volume penyerapan air terlihat adanya perbedaan jumlah penyerapan oleh tumbuhan dengan kuantitas daun yang berbeda.
3.    Mengapa terjadi gejala tersebut?
Jawab: Karena  daun yang lebih banyak akan mengalami tanspirasi yang lebih cepat, sehingga untuk mengimbangi pengeluaran air maka akan mengabsorsbsi dalam jumlah yang lebih banyak pula.
4.    Apa yang dapat saudara simpulkan dari hasil temuan anda?
Jawab: Dari percobaan ini dapat di simpulkan Jumalah daun akan mempengaruhi kecepatan absorbsi air.


TUGAS PENGEMBANGAN
1.    Faktor apakah yang mempengaruhi membuka menutupnya stomata?
Jawab:
Faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata:
1)    Sinar matahari
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka saat matahari terbit dan menutup pada saat matahari terbenam. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba. Tingkat sinar yang tingi mengakibatkan stomata membuka lebih lebar.
2)    Konsentrasi CO2
Konsentrasi CO2 yang rendah dapat membuat stomata membuka, sedangkan kadar CO2 lingkungan tinggi menyebabkan stomata menutup sebagian. Stomata tanggap terhadap tingkat CO2 yang berada di antara sel, bukan pada CO2 di permukaan daun. Tumbuhan menyimpan CO2 dalam bentuk asam organik di waktu malam sehingga menurunkan konsentrasi CO2 di dalam dan menyebabkan stomata membuka.
3)    Kelembaban atmosfer
Stomata menutup bila selisih kandungan uap air di udara dan di ruang antar sel melewati titik kritis.
4)    Potensial air di daun
Jika potensial air menurun, stomata akan menutup
5)    Suhu
Dengan suhu mencapai 35°C pada sebagian tumbuhan dapat menyebabkan menutupnya stomata. Pada suhu tersebut respirasi akan meningkat sehingga CO2 dalam daun juga naik dan menyebabkan penutupan stomata.

2.    Bagaimana mekanisme pelepasan air melalui stomata?
Pelepasan air melalui stomata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya kelembaban udara dan penyinaran matahari. Pada saat cahaya memacu fotosintesis yang akan menurunkan tingkat CO2 di daun, respon daun adalah memasukkan H+ lebih banyak ke dalam sel penjaga stomata dan air akan ke luar secara osmotik yang akhirnya menyebabkan stomata membuka. Adanya turgiditas atau potensial air yang optimum dalam sel akan menyebabkan air keluar.

b)    Diskusi kegiatan 7:

1.    Bagaimana jumlah stomata antara epidermis daun bagian bawah dan atas?
Jawab:
Jumlah epidermis atas pada daun darat memiliki stomata yang lebih sedikit daripada bagian bawah tetapi pada daun di epidermis atas memiliki jumlah stomata lebih banyak.
2.    Bagaimana pula dengan laju transpirasi keduanya?
Jawab:
Semakin banyak stomata pada epidermis daun maka semakin besar transpirasinya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah persebaran stomata pada jawaban no. 1.
3.    Apa yang saudara tangkap apabila dijumpai fakta:
a.    Jumlah stoma tidak berbeda tetapi laju transpirasinya sama?
Jawab:
Jumlah stomata sama begitu pula transpirasinya maka tumbuhan itu dapat dikatakan sejenis dan memiliki karakteristik sama.
b.    Jumlah stoma berbeda tetapi laju transpirasinya sama?
Jawab:
Hal tersebut dipengaruhi oleh karakteristik daun dan aktivitas fisiologis tumbuhannya pun berbeda. Mungkin tumbuhan yang memiliki stomata sedikit memiliki aktivitas fisiologis yang tinggi sehingga laju transpiranyapun tinggi.
c.    Jika jumlah stomata lebih sedikit tetapi laju transpirasinya lebih cepat?
Jawab:
Hal tersebut dipengaruhi oleh karakteristik daun dan aktivitas fisiologis tumbuhannya pun berbeda. Mungkin tumbuhan yang memiliki stomata sedikit memiliki aktivitas fisiologis yang tinggi sehingga laju transpiranyapun tinggi.
d.    Jika jumlah stomata lebih banyak dan lajunyapun semakin besar?
Jawab:
Semakin banyak stomata pada epidermis daunj maka semakin besar transpirasinya.
4.    Kesimpulan apa yang dapat saudara nyatakan dari hasil percobaan ini?
Jawab:
Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak stomata oada epidermis maka semakin cepat laju transpirasinya.

TUGAS PENGEMBANGAN:

1.    Dimanakah kaitan antara laju aktifitas fisiologi dengan transpirasi?
Jawab:  Kaitan antara laju aktifitas dengan transpirasi adalah semakin tinggi aktifitas fisiologi tumbuhan semakin tinggi pula laju transpirasi nya.




Daftar pustaka

Dahlia. 2001. Fisiologi Tumbuhan. Malang: UNM
Dwijoseputro.1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:Gramedia
Salisbury, Frank B. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITB
Suyitno. 2010. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakarta: FMIPA UNY




2 komentar: